Hujan, kutitip rinduku padamu, berharap lewat tetesan air yg jatuh disana, mengingatkan dia akan diriku
Hujan, tahukah kau mengapa aku selalu percaya padamu? Sebab kau tak pernah benar-benar pergi,
Hanya sejenak berlalu tuk sengaja memberi warna yang baru
Hujan, kenapa kau begitu istimewa? Hingga setiap kau datang selalu membuat rinduku mengalir deras seperti air
Hujan, apakah kau tak pernah merasakan rindu? Hingga kau begitu angkuh meninggalkan jejak pelangi yang membuat orang terkagum memandangnya
Hujan, apakah kau punya kekasih?
Nyaman menurut kamu seperti apa?
Apakah menikmati secangkir kopi sambil menatap layar komputer?
Menatap keluar dibalik jendela sambil merasakan hembusan angin?
Menikmati suara rintik hujan di balik selimut?
Ahhh, ini nyaman, bahkan lebih dalam dari itu semua.
Seperti berpegangan tangan dengan kekasih.
Terhanyut di dekapan pelukan erat kekasih.
Terbuai belaian rambut dari tangan kekasih hati.
Ahhh, bukan, ini berbeda, masih berbeda.
Nyaman yang kurasakan saat ini adalah perasaan bahagia yang mengalir diseluruh tubuhku.
Tidak bisa terungkap dan sulit dijelaskan.
Tanpa ada sentuhan, apalagi pelukan.
Perasaan ini telah berhasil membuatku lupa akan semua sakit yang pernah kulalui.
Perasaan yang kutemukan tanpa mencari.
Perasaan yang datang sendiri secara alami.
Perasaan yang mengalir seperti air.
Begitu bergejolak dan berkecamuk.
Nyaman ini hanya permainan kata, hati, dan logika.
Saling merayu, berbagi dan terbuka.
Hanya itu, tapi begitu nikmat dan "nyaman".